Home » Blog » Solusi Inovatif melalui Design Thinking

Solusi Inovatif melalui Design Thinking

Design Thinking

Apa itu Design Thinking?

Design thinking merupakan mindset dan metode menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang berpusat pada pengguna (user-centered). Dalam design thinking, inovasi diperlukan dengan berfokus pada kebutuhan user, kelayakan bisnis, dan kemungkinan teknik yang akan dijalankan. Produk yang diciptakan hanya berdasarkan asumsi biasanya tidak akan bertahan lama. 

Menggunakan teknik design thinking ketika ingin menciptakan atau berinovasi terhadap sebuah produk akan dapat menyentuh sisi emosional user. Design thinking bisa diterapkan dalam berbagai hal seperti ranah bisnis, kebijakan publik, lingkungan, dan lain-lain. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah apa masalah yang ingin diselesaikan dan siapa user yang akan menjadi targetnya.

Kenapa Perlu Menggunakan Design Thinking

Menurunkan Risiko Sebelum Meluncurkan Ide Baru

Kita bisa meminimalisir resiko buruk yang terjadi seperti mengapa produk tidak laku di pasaran. Dengan menerapkan design thinking, kita sudah memikirkan bagaimana produk tersebut akan bekerja di pasaran.

Mempercepat Proses Pembelajaran

Dengan mengikuti tahap-tahap mengaplikasikan design thinking secara tepat, kita akan mempercepat proses pembelajaran.

Menghasilkan Solusi yang Inovatif, Bukan Cuma Inkremental

Bukan hanya berasal dari pikiran atau intuisi, design thinking bisa membantu kita mendapatkan solusi-solusi yang inovatif.

Fundamental Design Thinking

Berbeda dengan fundamental pemasaran daring dan iklan digital yang membuat orang jadi menginginkan sesuatu, design thinking justru membuat sesuatu yang orang inginkan dengan mendesain produk dan jasa sesuai kebutuhan user.

Bagaimana Cara Menerapkan Design Thinking?

Cara menerapkan design thinking

Pahami

Di awal, kita harus berempati terhadap permasalahan user. Usahakan menempatkan diri di posisi user yang menjadi targetmu. Dengan begitu, kita bisa memikirkan ide yang menjadi solusi untuk permasalahan user tersebut karena kita mencoba berpikir dan mendefinisikan insight yang berasal dari sudut pandang user.

Eksplorasi

Saat dalam sebuah forum, terkadang kita hanya terpaku pada ide yang ada di dalam kepala kita. Padahal, melakukan ideasi dalam suatu kelompok justru bisa menghasilkan banyak ide. Dengan adanya partner atau grup yang bisa diajak berpikir bersama, ide atau solusi yang didapat juga akan semakin beragam.

Setelah itu, kita harus melakukan uji prototipe agar bisa memastikan apakah produk yang diciptakan bisa bekerja dengan baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Jika masih ada kekurangan pada produk, kita akan kembali lagi ke tahap idea. 

Realisasi

Ketika mendapatkan masukan atau feedback saat uji dilakukan, kita dapat memperbaharui produk atau layanan berdasarkan feedback tersebut. Setelah semua tahap dilakukan, produk atau layanan tersebut bisa diterapkan ke publik atau produknya bisa diluncurkan secara masal.

Keseluruhan tahap tersebut merupakan lingkaran yang terus berputar agar suatu produk, layanan, kebijakan, atau lain-lain bisa terus berinovasi sesuai kebutuhan user. Hal itu akan membuat instansi akan tetap bisa mengikuti perkembangan zaman karena produk atau layanan yang dimunculkan juga mengikuti perkembangan yang ada.

Tiga Prinsip Dasar Design Thinking

Empati (Berpusat pada Manusia/Pengguna)

Agar dapat menumbuhkan empati, kita tidak boleh menghakimi orang. Usahakan memahami masalah agar tidak membuat masalah lain. Kita harus memahami seperti apa target user. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya interview atau mengobrol dengan user. Hal ini diharapkan agar kita bisa memahami bagaimana cara mereka berkomunikasi. Setelah itu, cobalah obsesi pada masalahnya. Artinya, kita bisa fokus pada masalah yang dihadapi user dengan memikirkan solusi yang bisa kita berikan. Hal terpenting adalah jangan sampai kita berasumsi tanpa adanya validasi.

Ada beberapa hal yang bisa kita cari tahu pada tahap ini, antara lain:

  • Apa objektif yang ingin dicapai oleh pengguna?
  • Apa tantangan yang dihadapi pengguna dalam mencapai objektif mereka?
  • Saat ini, bagaimana cara mereka mencapai objektif tersebut?

Ideasi (Menghasilkan Sebanyak Mungkin Ide)

Setelah kita melakukan empati dan mengetahui karakter user tersebut, selanjutnya kita bisa melakukan ideasi. Kita mencoba untuk menciptakan sebuah solusi. Hal yang perlu diperhatikan adalah kita jangan takut salah. Cobalah berpikir out of the box. Usahakan juga untuk melakukan ideasi di dalam grup yang beragam. Dari diskusi tersebut, kita bisa mencoba riset ide-ide menarik yang kemudian bisa dijadikan sebuah konsep. 

Pada akhirnya, konsep yang telah dipikirkan sedemikian rupa akan menjadi sebuah desain yang jelas dan fokus. Ketika melakukan ideasi ini, cobalah untuk membuat sketsa ide. Hal ini berguna agar kita bisa mengetahui mana ide yang lebih sesuai untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

Eksperimentasi (Belajar dengan Membangun)

  • Jangan pernah takut gagal atau salah ketika melakukan percobaan.
  • Hal yang perlu diingat adalah tetap gunakan prototipe untuk menguji ide yang dipilih. Bisa dilakukan dengan menggunakan kertas, keynote, web, dan sejenisnya.
  • Hindari menguji prototipe ke rekan karena penilaiannya bisa saja bias. Uji prototipe harus dilakukan ke pengguna untuk mendapatkan penilaian yang objektif.

Jika ketiga prinsip tersebut sudah dilakukan, kita akan dapat menghasilkan MVP (Minimum Viable Product). Bagaimana produk tersebut bisa cepat dibuat dan bisa langsung diuji cobakan. Ketika uji coba gagal, kita akan kembali lagi ke idea sampai menemukan yang benar-benar bekerja dan bisa diproduksi secara masal.

Jadi design thinking adalah bagaimana cara kita berpikir dan bermetode dalam membuat sesuatu. Tidak hanya terpaku pada bisnis saja, tetapi ada banyak objektif yang bisa dilakukan dengan menggunakan human centered design atau berfokus pada user yang ingin dituju.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments