Pusat Infomasi Kriminal Nasional Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Pusiknas Bareskrim Polri) bekerja sama dengan Widya Analytic, menggelar pelatihan enterprise architecture dan IT infrastructure.
Pelatihan digelar untuk agar Pusiknas Bareskrim Polri semakin efektif dan efisian dalam memberikan pelayanan, sesuai perkembangan zaman digital saat ini.
CEO Widya Analytic, Faris Yusuf Baktiar, mengatakan pelatihan digelar dua gelombang, dan dilaksanakan di Jakarta, pertengahan bulan ini.
“Dalam setiap instansi, diperlukan penggunaan teknologi yang selaras dengan kebutuhan organisasi,” ujar Faris, dalam keterangannya melalui rilis, Kamis (28/7/2022).
Dia menjelaskan, pada gelombang pertama, pelatihan diisi oleh Web Development & Data Science Akhmad Syaifuddin.
Pelatihan berlangsung 14-15 Juli dengan topik enterprise architecture.
Selain materi pengenalan enterprise architecture, kerangka TOGAF, pengembangan arsitektur bisnis, Akhmad juga menyampaikan materi pengembangan arsitektur data dan informasi, pengembangan arsitektur teknologi.
“Materi-materi menarik lainnya juga disampaikan seperti studi kasus dan workshop penyusunan arsitektur organisasi juga dibahas untuk memperdalam pemahaman peserta,” ungkapnya.
Melalui enterprise architecture, lanjut Faris, sebuah organisasi atau perusahaan akan mampu melakukan proses penyelarasan antara tujuan organisasi atau bisnis dengan tujuan TIK dengan cara melakukan proyeksi terhadap organisasi tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dengan target yang ingin dicapai.
Ia berharap peserta yang mewakili Pusiknas Bareskrim Polri dapat memahami framework TOGAF.
“Agar mereka mampu melakukan penyusunan arsitektur organisasi (enterprise architecture) untuk menentukan arah penerapan transformasi digital di organisasinya,” ungkapnya.
Pelatihan pada geombang kedua, membahas tentang IT infrastructure. Materi dibawakan pakar IT Rifki Nurdiyanto.
Pada pelatihan yang berlangsung sejak 20-22 Juli, Rifki memberikan pengetahuan kepada peserta untuk dapat menyelesaikan masalah jaringan, melakukan optimalisasi jaringan berbasis mikrotik, dan penanganan masalah pada server Linux.
“Tak hanya itu, best practice mengenai optimasi kehandalan server Linux dan isu-isu yang biasanya ditemukan pada saat memeriksa masalah jaringan di organisasi juga dibahas,” ujarnya.
Salah seorang peserta sekaligus Kasubbid Aplikasi Bidang Bangsis Pusiknas Bareskrim Polri menyampaikan selama pelatihan digelar para peserta sangat antusias menerima materi.
“Ilmu yang didapat selama pelatihan dari Widya Analytic ini membantu kami lebih memahami mengenai SOP enterprise architecture untuk membuat aplikasi. Harapannya, Pusiknas bisa mempunyai produk berupa bisnis proses yang sudah tergambar dan didampingi oleh yang sudah berpengalaman,” ucap Hari.
Diketahui, Pusiknas merupakan unsur pelaksana teknis bidang Informasi Kriminal Nasional yang berada di bawah Kabareskrim Polri. Sementara, Widya Analytic merupakan startup Big Data yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sumber: tribunnews.com