Home » Blog » Widya Analytic Gandeng Badan Kepegawaian Daerah Jateng Gelar Pelatihan Digital Leadership

Widya Analytic Gandeng Badan Kepegawaian Daerah Jateng Gelar Pelatihan Digital Leadership

Pelatihan kerja sama Widya Analytic dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Widya Analytic gandeng Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Tengah, menggelar pelatihan digital leadership, Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang. Kegiatan tersebut, antara lain diisi dengan pemaparan oleh Akhmad Syaifuddin, sebagai mentor pelatihan, tentang perkembangan dunia digital.

Dituturkan, dalam perkembangan zaman, manusia perlu membekali diri dengan hard skill maupun soft skill. Terlebih seperti di era digital saat ini, kedua kemampuan tersebut menjadi salah satu bekal untuk bisa bertahan menghadapi perkembangan teknologi yang semakin masif.

“Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan digital leadership,” kata Syaifuddin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/2/2023).

Pelatihan Digital Leadership Widya Analytic

Secara sederhana, digital leadership bisa diartikan sebagai bentuk kepemimpinan yang mampu memanfaatkan dan menggunakan teknologi demi mencapai tujuan perusahaan. Pemanfaatan teknologi ini bisa diimplementasikan di berbagai sektor, termasuk pemerintahan. Hal inilah yang disadari oleh Widya Analytic sebagai perusahaan yang mendukung transformasi digital untuk berbagai sektor. Oleh karena itu, startup big data yang berlokasi di Yogyakarta itu mengadakan Training Digital Leadership pada bersama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diikuti oleh 21 perwakilan dari BKD Jateng.

Di awal, Akhmad Syaifuddin sebagai pemateri menyampaikan bahwa saat ini kita sedang mengalami era VUCA yang merupakan akronim dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.

Volatility berarti perubahan kecepatan, jumlah, dan besaran cakupan. Uncertainty adalah ketidakpastian.”

Complexity merupakan situasi atau keadaan yang kompleks. Terakhir, Ambiguity adalah kesulitan dalam memahami isu,” jelasnya.

Selanjutnya, pemateri yang juga seorang Asesor BNSP tersebut menjelaskan tentang revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 terjadi dalam 3 aspek, di antaranya fisik, digital, dan biologis. Untuk menjadi pemimpin yang bisa menerapkan digital leadership, kita perlu memahami situational leadership atau kepemimpinan situasional.

Menurut Akhmad, kepemimpinan situasional mengedepankan fleksibilitas dalam mengadopsi gaya kepemimpinan yang paling cocok untuk mencapai tujuan serta mempertimbangkan tugas yang dihadapi dan tim yang dipimpin.

“Ada 4 tipe kepemimpinan situasional yang biasanya digunakan oleh seorang pemimpin yaitu tipe delegating, participating, selling, dan telling.”

“Kita bisa memilih ingin menggunakan tipe yang mana, berdasarkan kebutuhan dan tujuan organisasi,” terang Lead People Operations Widya Analytic tersebut.

Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Griya Persada, Bandungan, Kabupaten Semarang itu tak hanya diisi dengan penyampaian materi.

Setelah penjelasan yang cukup mendalam tentang pemberdayaan karyawan, leadership gap syndrome, creative thinking 4.0, dan strategi inovasi dalam digital leadership, acara dilanjutkan dengan pelaksanaan focus group discussion (FGD). Focus group discussion bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta mengenai materi yang telah disampaikan.

Harapannya, pelatihan Digital Leadership yang telah digelar selama 2 hari itu dapat bermanfaat dalam menciptakan perubahan yang lebih baik ke depannya, khususnya dalam kepemimpinan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Tengah.

Sumber: muria.tribunnews.com


0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments